Kenali Gejala Diare pada Anak

story9Apakah Anda tahu apa yang dapat disembuhkan oleh sejumput garam, segenggam gula dan sebotol air bersih? Beberapa dari Anda mungkin tahu jawabannya, bahwa hal-hal tersebut di atas merupakan resep paling mudah untuk mengatasi dehidrasi guna menyembuhkan diare pada anak-anak.

Diare yang menyerang anak dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Gejala-gejala berikut ini perlu diperhatikan apabila diare terjadi pada anak di bawah usia 6 bulan:
•    Terdapat darah pada kotoran saat buang air
•    Muntah berkali-kali
•    sakit perut
•    frekuensi buang air kecil berkurang (menggunakan kurang dari 6 popok per hari)
•    tidak keluar air mata saat menangis
•    hilangnya nafsu untuk mengkonsumsi air minum
•    demam tinggi
•    diare/buang air berkali-kali
•    mulut kering dan lengket
•    berat badan turun

Tidak selalu dianjurkan ke dokter jika si anak terlihat membaik meskipun ada gejala:

     sering buang air, ukuran kotoran besar
     banyak gas intestinal
     kotoran berwarna kehijauan atau kekuningan

Biasanya, diare ringan berlangsung selama 3 sampai 6 hari. Terkadang anak-anak akan mengalami mencret hingga beberapa hari ke depan. Asalkan sang anak tampak segar dan terus mengkonsumsi cukup cairan dan makanan, mencret tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Anak-anak sebaiknya terus mengkonsumsi makanan sehat termasuk formula atau susu saat mengalami diare ringan. Menyusui pun harus terus berlanjut.

[Kompas.com]

Bila Anak Diare

sick childDiare termasuk dalam penyakit "langganan" anak-anak. Hampir setiap anak pernah mengalaminya, namun tidak sedikit yang meremehkan penyakit ini. Padahal, kenyataannya diare itu bisa mematikan.

Data dari Departemen Kesehatan Indonesia menunjukkan, dari 1.000 bayi yang lahir, 50 di antaranya meninggal karena diare. Penyakit ini telah menjadi penyebab kematian balita teratas setelah Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Diare bukan sembarang sakit perut. Penyakit ini menyerang anak-anak karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri E.coli, salmonella, rotavirus, atau adenovirus. Gejala umum penyakit diare ditandai rasa mulas dan buang air besar (BAB) dengan tinja encer lebih dari empat kali sehari. Kondisi penderita diare bisa lebih parah jika cairan tubuh juga terbuang melalui mulut (muntah).

Penanganan utama penyakit diare adalah mengganti cairan tubuh yang hilang. Kekurangan cairan bisa mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh. Bila dibiarkan, lama-kelamaan organ tubuh tak berfungsi baik sehingga bisa menyebabkan kematian.

Jika diare hanya disertai BAB, untuk penggantian cairan tubuh segeralah minum oralit. Oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit, asam basa, dan kalori. Ketiga komponen ini terkandung dalam cairan tubuh yang terbuang saat diare.

Pada kasus diare disertai muntah, penggantian cairan tubuh harus diberikan lewat infus. Pasalnya, minuman apa pun yang diberikan kepada penderita, pasti dimuntahkan lagi. Kalau penderita bisa minum, berilah cairan sedikit demi sedikit agar tak memicu mual.

Pada bayi yang terserang diare, pemberian air susu ibu (ASI) harus diberikan sebanyak-banyaknya sebelum Anda memberikan oralit. ASI membantu penyembuhan diare dan menggantikan cairan tubuh yang hilang.

Sedangkan pada bayi yang minum susu formula, pemberian susu bisa tetap dilakukan dengan catatan tak terjadi intoleransi terhadap susu tersebut. Pada beberapa kasus, bayi tak bisa menolerir susu sapi yang diberikan. Oleh karena itu, pemberian susu sapi bisa digantikan dengan susu kedelai atau susu sapi bebas laktosa.

Pencegahan

Diare memang berbahaya, tapi penyakit ini bisa dicegah. Kunci utama pencegahan diare adalah disiplin menerapkan perilaku bersih. Biasakan untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun, terutama setelah menggunakan toilet, setelah membersihkan anak, serta sebelum menangani makanan.

Orangtua wajib mengajari anak dan balita selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari kamar kecil. Bila perlu, mintalah si kecil untuk tidak menggunakan alat makan bersama anak lain serta tidak sembarangan jajan di sekolah.  Penanganan makanan yang tidak benar juga menjadi penyebab diare. Cuci sayur atau bahan makanan lain dengan air bersih agar tidak terkontaminasi bakteri.

[kompas.com]

Bolehkan Anak Minum Kopi ?

1353293p

Suri Cruise, gadis kecil anak pasangan Tom Cruise dan Katie Holmes, tampak dijaga seorang pengawal dan pengasuh ketika memasuki kedai kopi Starbucks di Vancouver, Kanada. Di kota ini, sang ayah sedang syuting sekuel terbaru Mission: Impossible. Sang ibu yang biasanya menemani Suri kali ini tidak tampak.
Suri lalu mendapatkan minumannya dan membawanya dengan hati-hati. Sesekali ia meniup kopinya, lalu mengamati orang-orang yang lalu-lalang di sekitarnya, seolah ingin memperingatkan untuk tidak menubruknya dan membuat kopinya tumpah.

Melihat gaya Suri saat memesan kopi, terdapat kesan bahwa kopi bukan hal baru untuk gadis berusia empat tahun ini. Dalam kenyataannya, kopi memang tidak lagi dikonsumsi oleh orang dewasa yang ingin merasa lebih segar saat berada di kantor, tetapi juga anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Campuran gula, es, saus cokelat, karamel, hazelnut, atau whip cream memang membuat kopi tak hanya memikat orang dewasa, melainkan juga anak-anak.
Menurut National Coffee Association, kelompok peminum kopi yang berkembang paling cepat adalah remaja dan orang dewasa.

"Anak-anak saat ini punya beban tugas yang berlebihan. Mereka harus mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, ditambah lagi harus mengerjakan PR. Mereka juga mencari jalan untuk tetap terjaga," papar Dr Roshini Raj, profesor tamu di New York University. 
Amankah sebenarnya minuman ini untuk anak-anak? Bukankah kopi mengandung kafein, yang dapat memicu jantung untuk berdetak lebih cepat? Benarkah laporan bahwa kafein bisa menghambat pertumbuhan dan menyebabkan adiksi?

Kepala koresponden medis dari stasiun NBC, Dr Nancy Snyderman, mengatakan bahwa bahaya minum kopi pada anak-anak lebih mendasar. "Kafeinnya saja tidak akan mencederai Anda, kecuali membuat Anda terjaga, membuat Anda insomnia, atau membuat Anda sedikit tegang," tutur Snyderman pada Matt Lauer di acara Today. "Efek kafein sedikit lebih terkonsentrasi pada anak-anak dan kita tahu bahwa jika kita berhenti minum kopi, kita merasa pusing. Maka, anak-anak pun mungkin akan merasa pusing dan tidak tahu apa sebabnya."
Selain soal kafein, yang perlu diingat juga adalah kandungan gula dan kalori yang terdapat pada mochaccino atau frappuccino (yang umum dipilih anak-anak). Beberapa jenis minuman ini memiliki lebih dari dua kali kalori kosong dalam soda. Salah-salah, anak justru akan mengalami obesitas dan bukannya mengalami pengaruh dari kafein.
Tentu, sesekali menikmati mochaccino tak ada salahnya. Snyderman memberikan tips untuk Anda jika si kecil menggemari kopi:

  • Jangan membeli kopi secara rutin. Sekali atau dua kali seminggu sudah cukup atau sesering Anda membelikannya es krim. Jangan memberikan minuman ini setelah makan malam karena bisa membuat anak sulit tidur.
  • Jadilah role model yang sehat untuk anak. Bagaimana anak tidak ingin mencicipi kopi bila Anda terus-menerus mengajaknya ke kedai kopi?
  • Berikan pilihan lain yang lebih sehat, seperti jus buah atau susu cokelat yang bisa memberi manfaat kalsium untuk anak.

[Kompas.com]