Ayo, Ajak Bicara Bayi !

1247122pKeterampilan bicara bayi perlu diajarkan sejak dini. Mengajarkannya pun tak sesulit yang dibayangkan karena pada dasarnya bayi sangat suka meniru. Bahkan, sebelum bayi mampu bicara, kata-kata yang diucapkan oleh orang di sekitarnya punya peranan penting dalam perkembangan otaknya.

Sebetulnya, jauh sebelum anak dapat berbicara secara verbal, ia sudah mampu mengerti pembicaraan orang. Perkembangan bicara anak bisa terjadi secara bertahap atau melompat.

Pada usia tiga bulan, kata-kata punya efek yang sangat besar pada otaknya dibandingkan dengan suara lain, termasuk musik. Penelitian juga menunjukkan, bayi yang sering diajak ngobrolpunya kemampuan lebih baik dalam mengategorikan gambar-gambar.

Hal tersebut terbukti dalam sebuah penelitian yang dilakukan sejumlah ahli dari Northwestern University, Amerika Serikat, yang melibatkan 50 bayi berusia tiga bulan. "Pada bayi usia tiga bulan, kata-kata yang didengarnya punya pengaruh khusus terhadap kemampuannya mengelompokkan benda," kata Susan Hespos, salah satu peneliti.

Seiring dengan bertambahnya usia bayi, kemampuan mengelompokkan ini akan berpengaruh terhadap kemahirannya berbicara. "Saat ia sudah mulai membedakan kata-kata, ia akan lebih mudah mengartikan setiap kata-kata yang didengarnya. Anak juga akan lebih pintar bicara," kata Hespos.

Itu sebabnya, para orangtua diajak untuk lebih rajin mengajak bayinya bicara. Bisa lewat kegiatan membacakan cerita, menceritakan kejadian sehari-hari, atau mengajaknya bernyanyi. Usahakan untuk berbicara dalam kata-kata yang sebenarnya (tidak dicadelkan), dengan begitu anak bisa mengucapkan kata-kata dengan benar.

[Kompas.com]

Masalah Umum Antara Bayi dan Makanannya

1137316pBayi butuh makanan untuk tetap sehat dan bisa tumbuh besar. Apa saja problema umum antara bayi dan makanannya?

* Menghindari Makanan Baru

Penulis The Complete Idiot’s Guide to Feeding Your Baby and Toddler, Elizabeth Ward, MS, RD, mengatakan, bayi memang sudah terprogram untuk menghindari makanan yang baru diperkenalkan padanya. Untuk membantu si bayi menerima makanan baru, mulailah dengan porsi kecil. Coba pula untuk membuat makanan baru menyerupai dengan makanan favoritnya. Jika ia suka puree wortel, coba buat puree kentang manis.

* Melukis Lantai dengan Makanan

Makanan ada di seluruh wilayah makan si kecil? Ada yang tersangkut di rambutnya, sebagian di lantai, sebagian lainnya terlempar ke ruang lain? Selamat! Anak Anda sudah menunjukkan tanda-tanda kemandirian. Di usia sekitar 9 bulan, banyak bayi yang mau berusaha untuk mengkontrol sendiri waktu makan dan di mana mereka ingin menaruh makanannya. Meski sulit untuk bisa menerima kekotoran ini, cobalah membuka hati, karena tindakan ini merupakan langkah penting untuk perkembangan pola belajar, pertumbuhan, dan kepercayaan diri si kecil.

* Meludah, Muntah, dan Gumob

Adalah hal yang amat lumrah untuk bayi meludah sedikit, apalagi bayi yang baru lahir. Sistem pencernaan bayi masih berkembang. Bayi juga bisa mengalami refluks, ketika makanan yang ada di dalam perut si kecil keluar kembali melewati kerongkongannya. Untuk mengatasi hal ini, coba suapi si kecil perlahan-lahan. Atau, cara lainnya, kurangi konsumsi makanannya, longgarkan popoknya, dan pastikan posisinya tegak saat menerima makanan.

* Menolak Makanan

Anda menyuapi makanan ke bibir si kecil, dan ia menolehkan wajahnya dari Anda, mendorong sendok, atau menutup bibirnya. Bayi menolak makanan untuk banyak alasan; sudah terlalu lelah, sakit, teralihkan, atau kenyang. Jangan paksa bayi untuk makan. Namun, konsultasikan pada dokter anak jika Anda khawatir si kecil makin sulit untuk menerima makanan.

* Pilah-pilih Makanan

Memilih-milih makanan bisa berlangsung berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, namun jarang bertahan lama. Bayi bisa menjadi picky eater karena banyak alasan. Saat si bayi sedang tak merasa nyaman dengan keadaan, misal, saat tumbuh gigi, makanan favorit dan lebih ia kenal akan memberikan rasa lebih nyaman. Atau ketika si kecil hanya belum siap saja menerima menu baru.

* Alergi Makanan dan Intoleransi

Sekitar 8 persen anak-anak mengalami alergi makanan. Ciri-cirinya; radang, diare, muntah-muntah, atau rasa sakit pada perut yang mendadak. Anak-anak bisa alergi terhadap banyak jenis makanan, mulai dari susu, kacang-kacangan, telur, kedelai, gandum, kerang, dan makanan lainnya. Intoleransi makanan adalah hal yang paling umum terjadi pada anak-anak ketimbang alergi. Intoleransi bisa menyebabkan gas, kembung, dan rasa sakit pada perut. Jika Anda curiga si kecil alergi suatu jenis makanan, coba konsultasikan kembali kepada dokter anak Anda untuk mendapatkan makanan yang aman.

* Kolik dan Nafsu Makan Si Kecil

Sebanyak 2 dari 5 bayi mengalami kolik, salah satu cirinya adalah menangis berjam-jam. Kolik bisa terjadi ketika bayi masih berumur 3 minggu, dan biasanya berhenti ketika si kecil sudah mencapai usia 3 bulan. Kolik tak akan mengganggu nafsu makan si bayi atau kemampuannya untuk mengisap, namun bayi akan butuh waktu untuk menenangkan diri sebelum makan. Jika Anda menemukan si kecil muntah, diare, demam, kehilangan berat badan, atau ada darah pada kotorannya, segera bawa ke dokter, karena ini bukan gejala kolik.

* Diare dan Sembelit

Diare bisa menyebabkan dehidrasi. Ciri-cirinya, mulut kering, berkurangnya urin atau popok basah, tak ada air mata saat menangis, kekurangan berat badan, lemas, dan mata cekung. Segera hubungi dokter bayi Anda jika terlihat ada satu atau lebih gejala-gejala semacam ini.

Bayi sangat jarang mengalami konstipasti. Bayi yang diberikan ASI eksklusif bisa saja hanya akan mengeluarkan kotoran keras sekali dalam sehari. Contoh konstipasi adalah ketika tinja yang dikeluarkan si bayi ukurannya cukup besar, sakit, dan ada darah di kotoran tersebut. Sebelum mencoba melakukan pengobatan sendiri, konsultasikan dengan dokter anak Anda.

Jangan Berikan Makanan Ini Kepada Bayi Anda

Sistem pencernaan bayi masih belum sempurna, dan belum bisa menerima semua makanan yang bisa diterima pencernaan orang dewasa. Contohnya, madu. Madu bisa menyebabkan botulisme pada bayi, dan hasilnya bisa fatal. Jauhi anak dari makanan yang bisa menyebabkan anak tersedak, seperti popcorn, hotdog, buah dan sayuran mentah, kismis, daging dan keju dalam ukuran besar.

[Kompas.Com]

7 Tanda Bayi Autistik

0828398pSebagian besar gejala autisme sudah terlihat sejak anak berusia di bawah 3 tahun. Bahkan, beberapa orangtua sudah melihat gejala autis saat bayi mereka berusia 9 bulan. Tanda-tanda autisme berikut sudah bisa dikenali sejak bayi berusia satu tahun ke atas.

  1. Apakah anak Anda memiliki rasa tertarik pada anak lain? (Ya/Tidak)
  2. Apakah anak Anda pernah menggunaan telunjuk untuk menunjukkan rasa tertariknya pada sesuatu? (Y/T)
  3. Apakah anak Anda menatap mata Anda lebih dari satu atau dua detik? (Y/T)
  4. Apakah anak Anda meniru Anda? Misalnya, bila Anda membuat raut wajah tertentu, apakah ia menirunya? (Y/T)
  5. Apakah anak Anda memberi reaksi bila namanya dipanggil? (Y/T)
  6. Bila Anda menunjuk pada sebuah mainan/apapun di sisi ruangan, apakah anak Anda melihat pada mainan/benda tersebut? (Y/T)
  7. Apakah anak Anda pernah bermain "sandiwara" misalnya berpura-pura menyuapi boneka, berbicara di telepon, dan sebagainya? (Y/T)

Seorang anak berpeluang menyandang autis, jika minimal dua dari pertanyaan di atas dijawab Tidak. Konsultasikan hal ini kepada dokter ahli untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Sumber: The Modified Checklist for Autism in Toddlers